Kamis, 01 November 2012

Prestasi Jeblok, Segera Lakukan Evaluasi

Prestasi Jeblok, Segera Lakukan Evaluasi
(Hasil Buruk Keikutsertaan PON ke XVIII di Riau)


Noprizal, S.HI *

Peraih Emas dari cabang Olahraga Bilyar, Jun Hartono dan Lita Hendrilia Zeltic merupakan dua orang dari sekian banyak atlet Jambi yang sudah mempertaruhkan dirinya demi mengharumkan nama Jambi.
Namun sayang Pasangan Ganda Putri bola 9 ini sama sekali tidak mendapatkan fasilitas selayaknya atlet yang akan bertarung di ajang PON.
Di balik kesuksesannya meraih medali emas, pasangan ini masih menyimpan banyak duka. Terutama duka dari kepengurusan Olahraga di Jambi yang tidak pernah memperdulikan atletnya, kedua atlet ini merasa seperti ayam kehilangan induknya. Betapa tidak, sejak awal Pelatda tidak dilaksanakan sama sekali, para Atlet bilyar bisa berlatih sendiri seperti biasanya. Ironinya para atlet ini pun tidak pernah benar-benar “didampingi” KONI.
Persoalan lain yang harus dihindari adalah pemotongan uang saku dengan alasan pajak yang sangat tinggi. Pemotongan pajak yang mencapai 50 persen harusnya bisa dihindari dan akan membuat semangat para atlet akan kendur dan memilih untuk hengkang dari kontingen Provinsi Jambi.
Hal ini tentunya tidak harus terjadi, bahkan kepengurusan olahraga di Jambi bisa mengharamkan kejadian serupa bisa terulangi.

Prestasi Atlet
Hingga Penyelenggaraan PON ke XVI Palembang, Sumatera Selatan 2004 lalu, Kontingen Provinsi Jambi masih bisa mengangkat kepala dihadapan Kontingen Provinsi lain. Bukan tak beralasan Kontingen Provinsi Jambi ini  berada di VI atau VII.
Provinsi yang di belah Sungai Batanghari ini sepertinya juga tidak terlalu bisa menghargai Atlet yang sudah berprestasi mengharumkan nama Jambi. Pasalnya beberapa atlet yang membawa Jambi diperhitungkan di ajang PON malah memilih hengkang dari Provinsi Jambi ini.
    Siapa yang tak kenal dengan keluarga perenang Nasution, mulai dari Elvira Rosa Nasution, Elsa Manora Nasution, dan juga Akbar Nasution yang berhasil membawa tradisi rangking 6 di beberapa kali PON. Akbar Sendiri pada PON Kaltim berhasil menggondol 6 medali emas. Itu sama saja dengan dua kali lipat perolehan emas di PON Riau kali ini.
    Betapa sedihnya masyarakat Jambi ini melihat Akbar Nasution yang kini membela Provinsi tetangga Sumatera Selatan masih mampu menyumbangkan emas untuk kontingennya, Tentu akan ada cerita lain jika Akbar masih bersama kontingen Jambi.
Begitu juga dengan beberapa nama atlet Jambi lainnya seperti Amin, Atlet Dayung Jambi yang hengkang ke Provinsi Tetangga Riau, begitu juga dengan Hellen atlet Taekwondo Jambi yang pindah ke Jawa Barat.
Persoalan hengkangnya atlet Jambi ke daerah lain merupakan efek dari sebuah penghargaan yang tidak di dapatkan, bukan hanya faktor finansial, namun juga faktor pembinaan yang secara terus- menerus yang tidak dilakukan secara sempurna.

Sistem Pembinaan olahraga
Kegagalan kontingen Jambi juga tidak bisa terlepas dari pembinaan yang dilakukan selama ini. Pembinaan yang tidak dilakukan dengan sepenuh hati tentunya akan membawa hasil yang setengah pula, bahkan kurang dari setengah.
Menurut penulis Sistem pengelolaan olahraga merupakan satu diantara beberapa faktor yang menyebabkan terjun bebasnya prestasi Jambi di PON Riau kali ini.
Persoalan pengurus yang tidak kompeten dengan cabang olahraga dan campur aduknya politik dengan olahraga sepertinya harus disepakati menjadi salah satu faktor penyebab.
Masyarakat sangat berharap kepada pengurus yang benar-benar berkompeten bisa dan mampu menghantarkan Provinsi Jambi ini disegani di level yang lebih tinggi. Tentunya tidak berlebihan masyarakat meminta agar Pengurus cabang olahraga yang tidak berkompeten untuk segera meletakkan jabatannya demi perkembangan olahraga di Jambi yang kita cintai ini.
Pengurus cabang olahraga saat ini gagal dalam melakukan regenerasi atlet, cabang renang dan dayung misalnya yang selama ini menjadi andalan Jambi, untuk kali ini sama sekali tidak terlalu berkutik. Pasca Nasution bersaudara, kemana atlet renang Jambi? Dan begitu pula dengan cabang olahraga dayung, yang konon perahu dayungnya tidak pernah diganti sejak tahun 2004.
Banyak ajang mencari bibit pemain yang bisa dilakukan di negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Mulai dari O2SN, LPI dan berbagai macam pertandingan yang digelar. Namun tetap saja belum mampu menelurkan atlet berbakat yang mampu bersaing di level nasional. Tak pelak stigma negatif metode yang digunakan untuk menjaring atlet berbakat di pertanyakan.
Tidak mungkin di kabupaten dan kota se-Provinsi Jambi sama sekali tidak ditemukan bibit atlet yang bisa dijual dan layak adu dengan daerah lain. Melainkan atlet yang berprestasi tidak mendapatkan kesempatan untuk berjuang ke level yang lebih tinggi karena tidak mampu bersaing dengan atlet yang memiliki hubungan kekerabatan dengan pengurus cabang olahraga tertentu. Dan itu kadang kala membuat pemerhati dan penikmat olahraga menjadi apatis terhadap satu tim dalam sebuah pertandingan.

Segera Lakukan Evaluasi

Pemerintah Provinsi Jambi dan Koni Jambi harus segera melakukan evaluasi terhadap hasil buruk keikutsertaan Kontingen Provinsi Jambi di PON ke XVIII di Riau 2012 sepanjang sejarah.
Kegagalan sejumlah cabang olahraga yang menjadi target tercapainya pundi perolehan emas harus menjadi bahan evaluasi mendasar.  Serta cabang olahraga yang sama sekali tidak menjadi unggulan dan target Kontingen Jambi yang mampu membawa Emas untuk Jambi wajib dimasukkan menjadi bahan penyusunan tahapan persiapan menuju level-level lain yang akan datang.
Persoalan dana yang kadang menjadi keluhan para pengurus dan atlet di Jambi seharusnya juga bisa dipecahkan oleh pengurus untuk mencari jalan keluarnya. Hubungan kerjasama yang baik dengan ratusan bahkan ribuan perusahaan yang ada di Jambi sudah seyogyanya diarahkan ke pembinaan olahraga.
Setiap cabang olahraga disponsori oleh satu perusahaan besar. Mulai dari pemusatan latihan, sampai ke pendanaan lainnya, harapan besar jika satu perusahaan atau pihak swasta mampu menjadi pensupport dana dari cabang olahraga tertentu. Dan tidak ada gunanya untuk saling menyalahkan, anggap saja selama ini kita semua siap menanggung beban dari semua kesalahan yang sudah diperbuat. Bravo Olahraga Jambi.

*) Penulis Bekerja di Pengadilan Agama Bangko, aktif menulis untuk media cetak dan online di Provinsi Jambi, serta merupakan mantan Wartawan Jawa Pos Grup

tulisan ini telah dimuat di rubrik Opini Harian Pagi Jambi Independent, pada tanggal 24 September 2012 (Admin @SensorDotCom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar