Oleh : Noprizal, S.HI
DIS (Dahlan
Iskan) sedang melejit, memberantas korupsi dengan mengeluarkan Surat Edaran agar
para direksi BUMN tidak kongkalikong dan memberi upeti kepada DPR merupakan
tindakan yang luar biasa dan berani.
Jika
tak kuat, sama saja dengan menggali lubang untuk dirinya sendiri. Namun tidak
demikian bagi Bos Media Jawa Pos ini, mengungkap kongkalikong jauh lebih
terhormat bagi dirinya dari pada bekerja dengan cara berkongkalikong dan
mempertahankan kekuasaan serta mengikuti kehendak para wakil rakyat yang tidak
berpihak untuk rakyat yang diwakilinya.
Kalangan
DPR pun dibuat galau oleh Dahlan Iskan,
betapa tidak Dahlan Iskan juga menyebutkan bahwa selama ini BUMN dijadikan sapi
perah dan ATM berjalan oleh oknum DPR, beberapa direktur BUMN juga mengakui
adanya fenomena ini.
Seharusnya,
gebrakan Dahlan – terutama untuk mewujudkan BUMN yang bersih dan untung,
disambut positif kalangan DPR. Mereka selayaknya mendukung setiap gerakan good
corporate governance atau zero corruption di setiap BUMN atau di lembaga
pemerintah. Kalau memang tidak ada anggota dewan yang kongkalikong atau minta
jatah fee, mengapa mereka marah. positive thinking tentu akan jauh lebih baik.
Atau, mari kita dukung setiap usaha pemberantasan korupsi atau gratifikasi.
Mungkinkah lahir Surat Edaran Gubernur Jambi
?
Virus
DIS yang posotif seperti ini sepertinya belum berkembang biak di Provinsi
Jambi. Hingga saat ini, kalangan eksekutif masih saja dihantui oleh rasa takut
terhadap legislatif. Entah apa penyebabnya, namun masyarakat secara umum sudah
mengetahui penyebabnya secara pasti. Bahkan dari satu warung kopi ke warung kopi
yang lainnya masyarakat awam juga memperbincangkan penyebab kecutnya eksekutif kepada
legistaltif .
Momentum
Dahlan Iskan versus DPR harusnya dijadikan oleh Pemerintah Provinsi Jambi dan
Pemerintah Kabupaten di Provinsi Jambi
sebagai awal yang baik untuk memulai memberantas korupsi dengan memutuskan
kongkalikong antara eksekutif dengan legislatif.
Provinsi
Jambi sendiri merupakan daerah yang sedang dikunjungi Dahlan Iskan kala kasus
Dahlan Versus DPR RI itu muncul ke permukaan. Namun Dahlan tetap memilih untuk
hadir ke Jambi yang sudah diagendakannya dari jauh-jauh hari.
Menurut
Penulis, era politik sebagai kekuatan terkuat sudah harus dihapuskan saat ini.
Pasalnya saat ini yang harus dinomor satukan adalah membangun ekonomi untuk
kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Politisi saat ini jangan merasa paling benar, jika ada orang baik yang
ingin memberantas mata rantai korupsi, mari kita dukung bersama-sama.
Kesan
yang muncul saat ini, apabila ada orang yang muncul dan berkeinginan baik untuk
menciptakan good governance dan clean government, maka banyak pihak terutama
legislatif akan menjadikannya musuh bersama dan dijatuhkan pula secara
berjamaah. Banyak pihak akan memberikan apresiasi terhadap eksekutif yang mau
mengungkapkan fenomena pemerasan yang dilakukan oleh anggota legislatif kepada
eksekutif. Harapan penulis, virus Dahlan Iskan akan mampu merasuki tubuh
Gubernur Jambi dan Bupati-Bupati di Provinsi yang kita cintai ini.
Lahirnya
surat edaran seperti yang dilakukan oleh Dahlan Iskan tentunya akan melahirkan
semangat yang baru pula untuk memberantas korupsi di Provinsi Jambi ini. Sudah
seharusnya langkah yang diambil Dahlan Iskan berani ditiru oleh pejabat di
Provinsi Jambi ini untuk dapat mengungkapkan fenomena apa saja yang dilakukan
dalam sistem penganggaran di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
masing Pemerintahan, baik Provinsi maupun Kabupaten.
Meski
demikian, fenomena ini sudah menjadi rahasia umum, dan cukup sulit dibuktikan.
Namun jika ada niat baik dari pelaku dan penyelenggara negara ini, maka
kejadian serupa tidak akan terjadi lagi dan tidak akan ada lagi anggota DPR
yang akan menjadikan pengesahan APBD, APBDP dan apapun namanya yang lain, sebagai
lahan empuk untuk membuat berbagai komitmen untuk menguntungkan satu pihak dan pihak
lainnya.
Dengan
terkuaknya kasus ini diharapkan berdampak positif untuk menyelamatkan aset
negara secara keseluruhan dan Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah
Kabupaten berani mengambil langkah agar semua SKPD untuk menghentikan
kongkalikong yang selama ini ditengarai masih saja dilakukan.
Kita
selaku warga Jambi juga berharap kepada Pemerintah Provinsi Jambi untuk menjadi
contoh kepada semua Pemkab di Provinsi Jambi untuk menekankan ke semua SKPD
agar tidak melakukan tindakan yang merugikan keuangan negara tersebut. Jika semuanya berani melakukan hal yang sama
seperti Dahlan Iskan, maka anggota legislatif akan menjadi ketar-ketir menunggu
namanya disebut oleh kepala SKPD karena
telah menjadikan SKPD sebagai sapi perah dalam urusan penganggaran.
Atau
pun, kalau Pemerintah Provinsi Jambi dalam hal ini Gubernur, belum mampu
memberikan penekanan melalui surat edaran kepada semua SKPD dan Bupati, mungkin
saja ada Bupati yang berani mengeluarkan surat edaran demi terciptanya
pemerintahan yang bersih dari korupsi.
Tidak
kalah fantastis, kalau ada pemimpin daerah yang memerintahkan kepada SKPD nya
untuk melaporkan semua model pemerasan yang dilakukan oleh anggota DPRD selama
ini. Dengan demikian bisa dilakukan pemetaan, jika semua berlaku kompak dan berani,
kekuatan apa lagi yang akan dilakukan oleh anggota dewan.
Yang
pasti jika semua komponen mulai dari Gubernur hingga Bupati memiliki komitmen
yang sama untuk memberantas korupsi, maka korupsi itu bisa musnah dari negeri
sepucuk Jambi sembilan lurah ini.
Apabila praktik tanpa kongkalikong dengan anggaran yang pengesahannya
dipersulit oleh legislatif, apakah itu semua kesalahannya dipegang oleh
Eksekutif? Tentu tidak, maka masyarakatpun akan mengetahui sebenarnya sistem
penganggaran selama ini dilakukan dengan cara kongkalikong, namun kali ini
dengan eksekutif yang menolak kongkalikong, Legislatif berlaku lain.
Masyarakat
terus berharap agar wakilnya terus berupaya untuk tidak berlaku korupsi. KPK
yang kini meminta meminta Menteri BUMN Dahlan
Iskan tak ragu melaporkan nama anggota DPR pemeras. Bila ada bukti-bukti
silakan Dahlan mengadukannya agar KPK bisa memprosesnya. Itu juga berlaku di
Jambi, proses hukum akan menanti siapa saja yang melakukan tindakan melawan
hukum tersebut. Hal ini tentunya menjadikan harapan besar terhadap wakil rakyat
dan pejabat yang ada di Jambi untuk melakukan semua tindakan sesuai dengan
aturan yang berlaku dan tidak merugikan keuangan daerah dan negara.
Pejabat
Pemberani
Gubernur dan Bupati harus segera menginstruksikan kepada
bawahannya untuk menghentikan praktik kongkalikong yang selama ini ditengarai
masih dilakukan oleh Eksekutif dan Legislatif.
Instruksi seperti ini tentunya bukanlah
instruksi tanpa resiko, bisa saja anggota legislatif meradang karena kebakaran jenggot dan lain
sebagainya. Namun pemimpin yang berani seperti ini lah yang harusnya kita
miliki saat ini, pemimpin yang hanya berpikir bagaimana mampu berbuat untuk
kepentingan rakyat, dan bukan hanya untuk wakil rakyat.
Tekanan apapun harus siap dihadapi,
meskipun nantinya harus berhadap dengan kekuatan politik. Namun kekuatan penuh
untuk memberantas korupsi dengan semangat yang luar biasa tetap menjadi nomor
satu.
Pejabat harusnya juga tidak takut
apabila harus diberhentikandengan tujuan memperjuangkan hak rakyat dan membuka
topeng korupsi yang dibungkus dengan politik anggaran. Bertahan dengan
kongkalikong dan tetap melakukan tindakan koruptif sama saja dengan
menghalalkan segara cara untuk mendapatkan kedudukan.
Namun jika bukan karena politik,
Gubernur atau Bupati mana yang berani memberhentikan kepala SKPD yang
membongkar kongkalikong legislatif dengan eksekutif? Minimal secara lisan, para pemimpin daerah
pasti akan mendukung pemberantasan korupsi. Jika diberhentikan, tidak tertutup
kemungkinan yang menonaktifkan pejabat itu adalah orang yang terlibat langsung
dalam tindakan korupsi dan tidak memiliki semangat untuk memberantas korupsi.
perlu digarisbawahi, harusnya pejabat pemberani yang mampu menanggung resiko
apapun akibat melaporkan aksi kengkalikong itu dilindungi dan dijamin oleh
Gubernur atau Bupati untuk kedudukannya ke depan. Jangan sampai pembela
kebenaran ini dijadikan sebagai korban dan dikalahkan oleh kepentingan lainnya.
Admin @SensorDotCom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar